Menu Bar

Bob Sadino Pengusaha Sukses dengan "pakaian dinas nyentrik"


Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Biografi Singkat
Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618


Referensi :

readmore »»  

Yuuuk Simak Kiat Sukses Bisnis UKM


Memiliki usaha sendiri adalah impian banyak orang. Apalagi,enterpreneurship belakangan ini cukup berkembang di Indonesia. Berbagai pelatihan pun menjamur, menawarkan kiat-kiat usaha kecil sukses. Pengusaha baru bermunculan, sebagian mampu bertahan dan tidak jarang yang berguguran.Sah saja hukumnya jika kita mengikuti pelatihan dan training motivasienterpreneur karena akan membuka wawasan lebih luas tentang peluang usaha, manajemen perusahaan, dan jaringan multisegmen yang akan memberi efek sangat positif. Tetapi jika kita mengharapkan usaha kita akan sukses karena training dan pelatihan tersebut, kita salah besar. Tidak ada yang menjamin kesuksesan usaha kita, kecuali diri kita sendiri. Training dan pelatihan hanya sebagai spirit awal saja bagi kita.

Berikut ada 14 kiat sukses bagi usaha kecil yang bisa kita pelajari:

1. Mulailah dari Kesenangan Pribadi
Carilah usaha yang memang dekat dengan kesenangan atau kemampuan pribadi.  Kemampuan itu adalah modal kita yang pertama.  Kita bisa merenungkan, apa saja yang kita kuasai dan mampu kita kerjakan dengan baik. Kemampuan ini akan berkembang terus, dan kita yang tahu seluk-beluknya. Setiap usaha punya kerumitan dan masalahnya sendiri.

2. Pelajari Dengan Seksama Bidang Usaha yang Akan Kita Geluti
Banyak orang jahat di dunia ini. Namun, kita jangan khawatir karena orang baik pun tidak sedikit jumlahnya. Kita hanya perlu mengenali siapa mereka. Oleh karena itu, sebelum menerjuni sebuah usaha, kita perlu memahami karakteristik usaha tersebut agar tidak menjadi korban orang jahat yang memanfaatkan ketidaktahuan kita.

Hal-hal yang harus kita pelajari dan mengerti di antaranya sebagai berikut:
a. Bagaimana proses produksinya? Carilah informasi sebanyak-banyaknya untuk bisa kita pertimbangkan efisiensi biayanya.
b. Siapa saja konsumennya? Carilah informasi mengenai segmentasi konsumen yang hendak kita bidik dan bagaimana menyampaikan informasi tentang usaha kita kepada mereka.
c. Seberapa besar peluangnya? Buatlah perhitungan sederhana hingga detail mengenai peluang usaha tersebut. Dengan begitu, kita bisa cermat memperhitungkan struktur permodalan, regulasi keuangan, dan omset yang mungkin kita capai.

3. Susunlah Rencana Usaha
Perencanaan usaha meliputi bagaimana kita mengkonsep detail usaha kita, struktur permodalan, aspek-aspek teknis, dan manajemen pengelolaan usaha. Buatlah rencana tersebut dalam buku khusus. Susunlah langkah-langkahnya dengan sistematis. Buatlah target yang realistis, tidak terlalu mudah dan tidak pula muluk-muluk. Perencanaan yang baik akan menjadi panduan kita untuk mengelola suatu usaha.

4. Mengukur Peluang dari Usaha Baru
Kita dapat mengukur peluang dari usaha baru yang akan kita buat. Semua usaha baru dimulai karena ada kebutuhan.  Setelah kita mengidentifikasi adanya kebutuhan, barulah ada pasar yang potensial.

5. Lakukan Uji Coba
Jika memungkinkan, lakukan uji coba terhadap produk yang akan kita kembangkan. Uji coba berfungsi untuk mengetahui minat konsumen, hal-hal non-teknis yang kadang tidak terpikirkan, dan berbagai hal lain yang akan semakin menajamkan rencana usaha yang telah kita susun. Uji coba juga memungkinkan kita menghimpun kritik dan saran, mengetahui kekurangan produk untuk kita perbaiki, dan mengetahui kelebihannya untuk bisa kita maksimalkan.

6. Ciptakan Keunikan untuk Menarik Perhatian
Image yang baik tentu saja berpengaruh terhadap respon konsumen. Seringkali citra baik suatu produk baru didapat setelah proses bertahun-tahun. Oleh karena itu, di awal usaha, setiap produk harus mampu mencuri perhatian konsumen. Kita harus menciptakan keunikan untuk mencuri perhatian. Namun, keunikan tersebut tetap harus bercitra positif. Keunikan itu bisa diaplikasikan dalam bentuk merek, cara pengemasan, cara penyajian, servis purna layanan, dan sebagainya.

7. Jangan Menunda-nunda dan Jangan Terburu-buru
Penyakit yang sering dialami masyarakat kita adalah menunda-nunda tindakan saat kesempatan terbuka. Tentu saja, ini tidak baik sebab kesempatan tidak datang dua kali. Oleh karena itu, bangkit dari kemalasan dan memutus rantai penundaan adalah langkah yang harus dilakukan untuk meraih sukses. Namun, bukan berarti kita boleh terburu-buru. Semua harus dilakukan dengan cermat, dimulai pada saat yang tepat, direncanakan dengan baik dan maksimal.

8. Siapkan Diri untuk Berkompetisi
Kompetisi adalah sesuatu yang mutlak kita hadapi dalam proses usaha. Oleh sebab itu, kita harus siap dengan kompetisi tersebut. Mulailah dari rancangan produk yang mampu bersaing, mental enterpreneuryang kuat dan tahan banting, serta kemampuan memperbarui ide dengan hal-hal baru yang lebih baik. Jika memungkinkan, ubahlah lawan menjadi kawan. Ubahlah persaingan menjadi mitra, minimal bangunlah iklim persaingan yang sehat.

9. Bersaing dalam Kualitas, bukan Harga
Banyak usaha gulung tikar karena menyikapi persaingan dengan cara menurunkan harga. Jangan terprovokasi dengan iklim tersebut. Bersainglah dengan meningkatkan kualitas, bukan menurunkan harga. Memang, pada akhirnya, harga memiliki pengaruh sangat kuat dalam persaingan. Namun, jika harga menjadi bagian utama persaingan, itu tidak tepat. Menurunkan harga membuat kita harus menurunkan kualitas. Kualitas yang buruk membuat konsumen menjauh. Sementara kualitas yang baik, membuat konsumen ikhlas jika harganya sedikit mahal.

10. Jadikan Konsumen Sebagai Mitra, Bahkan Konsultan
Mungkin kita sering mendengar istilah “Pembeli adalah raja.” Mereka harus kita layani sebaik-baiknya. Akan lebih baik jika bisa kita jadikan mitra. Bahkan, konsultan. Jangan segan-segan meminta pendapat mereka mengenai produk. Selain mendapat masukan berharga, cara semacam ini berfungsi membangun keterikatan. Mereka akan “merasa memiliki” produk tersebut.

11. Pertimbangkan Lokasi dan Tata Letak dengan baik
Untuk usaha kecil dalam bidang penjualan, promosi terbaik adalah lokasinya.  Tata letak pabrik dan toko yang baik akan mempermudah kemampuan produksi.

12.  Kemaslah Promosi Dengan Baik, Elegan, dan Tidak Norak
Promosi yang dikemas baik akan menaikkan citra produk. Bicara masalah promosi, sama sekali tidak bicara masalah kuantitas, tetapi kualitas. Promosi yang baik adalah tepat sasaran. Jangan sampai, promosi justru membuat konsumen terganggu. Promosi bisa dilakukan dengan membuat pamflet kecil yang disebarkan ke masyarakat, kartu nama yang disisipi informasi produk, keikutsertaan dalam event yang melibatkan massa sesuai pangsa pasar yang dibidik. Sesuaikan bahasa, desain, dan cara penyampaiannya dengan target tersebut.

13. Internet Marketing
Saat ini, internet telah menjadi bagian kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Kita bisa memasarkan produk melalui internet dengan membuat blog, web, dan banner iklan. Keikutsertaan dalam jejaring sosial juga sangat membantu penyebaran informasi. Bahkan, citra suatu produk bisa dibangun dengan cara tersebut. Jadi, kesertaan kita dalam jaringan internet marketing dan bisnis online adalah sebuah terobosan.

14. Mencari modal atau partner
Jika tidak punya modal sendiri, maka kita perlu mencari kerjasama dengan orang lain.  Disarankan kita harus berhati-hati dalam masalah administrasi keuangannya, karena banyak kasus penipuan.  Banyak partner yang curang atau nakal.  Jika kita hanya punya kemampuan, misalnya, ada kemungkinan partner kita akan “menendang” kita keluar begitu dia dan anak buahnya menguasai keahlian yang diperlukan tersebut. Kita perlu menempatkan orang yang kita percaya untuk mengawasi keuangan, kalau bisa kita tangani sendiri soal uang ini.  Selalu berhati-hati agar tidak ditipu orang.

Sumber referensi :
http://jpmi.or.id/


readmore »»  

Sukses berwirausaha...Wajib kuasai strategi ini


Menjamurnya berbagai peluang usaha baru di Indonesia, ternyata tidak hanya menuntut kreativitas dari para pengusaha untuk terus bisa berkarya, namun juga mengharuskan sebagian besar dari mereka untuk mulai menyusun beberapa strategi bisnis yang jitu guna memenangkan persaingan yang ada. Ketatnya persaingan pasar, dan munculnya para pemain baru di berbagai penjuru negeri, membuat sebagian besar pelaku usaha di Indonesia harus siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya guna mempertahankan eskistensi kerajaan bisnisnya.Karenanya, untuk membantu para pemula maupun para pelaku usaha dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya, berikut ini kami informasikan 7 strategi bisnis yang wajib dimiliki entrepreneur sebelum akhirnya mereka terjun di tengah ketatnya persaingan pasar.                                                                                                                                                         

1. Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah.  Modal utama yang perlu dimiliki seorang entrepreneur sukses adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide gila yang telah mereka ciptakan. Modal kreatif saja ternyata tidaklah cukup. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Anda dituntut untuk segera mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera  mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakannya.



2. Mulailah dari lingkungan Anda
Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan banyak keuntungan, namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal, untuk menciptakan peluang bisnis yang potensial Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya saja seperti ide sang pengusaha sukses dari Grobogan yakni Rustono, yang sekarang ini berhasil menjadi juragan tempe di negara maju seperti Jepang. 


3. Tetapkan biaya produksi yang proposional
Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat. Strategi inilah yang berhasil mengantarkan kesuksesan Waroeng Steak and Shake, karena dengan tagline “Bukan Steak Biasa”, sang pengusaha berusaha menawarkan menu kuliner serba steak dengan harga jual yang bersahabat dengan kantong konsumen yang rata-rata adalah para mahasiswa, pelajar, dan masyarakat menengah ke bawah.

4. Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas
Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.

5. Terus kembangkan brand Anda
Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.

6. Tumbuhkan bakat berwirausaha
Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.

7. Siap menghadapi berbagai resiko
Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.

Nah, ini dulu sedikit informasi tips bisnis yang bisa kami sampaikan kepada para pembaca. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat dan membantu para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.






Referensi :
http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/70788-7-strategi-bisnis-yang-wajib-dimiliki-entrepreneur.html
readmore »»  

Elang Gumilang Pengusaha Muda Sukses



Elang Gumilang adalah sosok pemuda yang layak dikagumi, karena pada usianya yang masih muda (25 tahun) telah meraih banyak kesuksesan di negeri ini. Omzet yang dihasilkan dari bisnis propertinya mencapai miliaran rupiah, maka pantaslah jika pada tahun 2007 lalu, Elang Gumilang dinobatkan sebagai wirausahawan muda no.1 Indonesia
Elang Gumilang lahir di Bogor, 25 tahun lalu, sejak kecil ia selalu diajarkan oleh orang tuanya tentang perjuangan hidup. Elang Gumilang mengaku bahwa kesuksesannya sekarang ini tidak lepas dari peran orang tuanya itu, orang tuanya mengajarkan sesuatu tidak dapat diraih secara gratis. Orang tuanya mengajarkan bahwa rezeki tidak berasal dari manusia, tetapi hanya dari Allah SWT. Pelajaran ini yang akhirnya tertanam kuat dalam diri Elang Gumilang. Sehingga Elang menjelma sebagai sosok anak muda yang selalu berjuang dalam hidup, pantang menyerah, dan bertawakal kepada Allah SWT.
Elang Gumilang, anak sulung dari 3 bersaudara,  tidak pernah menyumpal bakat bisnis dan keuletan yang diturunkan oleh ayahnya, H. Misbah (58 thn), yang punya usaha kontraktor kecil-kecilan. Saat belajar di SMA Negeri 1 Bogor, Elang sudah berbisnis menjual donat. Kegiatan ini baru berhenti ketika orang tuanya melarang.
Tapi Elang dengan bakat dan kecerdasannya, terus mencari uang, kali ini dengan mengikuti aneka lomba. Elang pernah muncul sebagai juara ke-3 Marketing Games Perguruan Tinggi seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara ke-1 Kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek pada tahun 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juara Ke-1 Economic Contest di IPB pada tahun yang sama. Uang 10 juta terkumpul. Elang mendapat tiket gratis masuk fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Di IPB jiwa bisnisnya berkembang mekar. Pada tahun pertama, Elang menjual sepatu berbekal katalog, ia menawarkan sepatu dari satu asrama ke asrama mahasiswa di Kampus Biru itu. Ia juga pernah menjual lampu. Minyak gorng adalah dagangan selanjutnya.
Memasuki tahun ke-3, Elang dan 12 kawannya membuka kursus Bahasa Inggris, "English Venue" di kampusnya dengan modal Rp 21 juta. Eelang menjadi direkturnya. Sambil mengisi waktu luang, dia menyambi menjadi tenaga pemasaran salah satu perusahaan properti di Bogor. Tak ada gaji, hanya mendapat komisi jika berhasil menjual rumah.
Berbekal pengalaman menjadi salesman pengembang, Elang nekat berbisnis sendiri. Pada tahun 2005, penggemar travelling itu mencoba ikut tender rehabilitasi sekolah dasar di Jakarta. Nasib baik, proyek senilai Rp 160juta tersebut digenggamnya. Ia makin percaya diri menggeluti dunia properti. Pada tahun 2006 di Departemen Hukum dan HAM, ia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group. Tanah nganggur milik sebuah instansi di Cinangneng Kabupaten Bogor diliriknya. Sayang, modalnya cekak. Bank juga enggan mendanainya. Tak menyerah, Elang mengajak 5 kawannya dan terkumpul duit Rp 340 juta. 
Lantas dia membujuk Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama menyediakan Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana Bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat berpenghasilan dibawah Rp 2,5 juta. Deal. Pihak BTN setuju. Pada tahun 2007, Elang Group menjual rumah. Harganya mulai Rp 25 juta (Tipe 21/60) berbunga 4,5% pertahun dan maksimal Rp 45 juta (Tipe 36/72) berbunga 7,5% pertahun. Cicilannya Rp 25 ribu - 90 ribu perbulan.
Proyek perdana Elang Group di Perumahan Griya Salak Endah itu berhasil. Sebanyak 450 unit        rumah  terjual. Pembelinya buruh, pedagang, tukang tambal ban, dan guru. Elang tergerak menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membelinya.
Pada tahun 2008, Elang membangun lagi Perumahan Bukit Warna Sari Endah, Cilebut Bogor. Ekspansi perumahan Griya Salak Endah II juga sukses. Pada thun 2009, Elang mengambil alih proyek Griya PGRI di Ciampea yang tidak bisa diselesaikan oleh pengembang lain. Seorang bankir di BTN cabang Bogor mengatakan salut kepada Elang. Kendati bukan anak pejabat atau pengusaha besar, jaringan elang luas, biasanya butuh 3 bulan menyelesaikan izin, tetapi Elang cuma butuh sebulan. Kelebihan lainnya , Elang tidak mengambil kredit konstruksi dari Bank.
Menurut Elang, setelah dirinya menyelesaikan pembebaan lahan, perizinan, site plan, cut dan fill, hingga meneken perjanjian dengan Bank, gliran kawan dan mitranya yang berperan. Mereka bahu membahu menyediakan pembangunan rumah, strategi ini efektif. emapt proyek sudah memberikan keuntungan bagi para pemodalnya. dukungan kawan-kawannya pun terus berlanjut hingga kini.
Berikut adalah penghargaan-penghargaan yang sudah diraihnya sebagai seorang wirausahawan muda :
  • Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia tahun 2007
  • Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi tahun 2008
  • Man of The Year tahun 2008 dari Radar Bogor
  • Pemuda Pilihan tahun 2008 dari TvOne
  • Indonesia Top Young Entrepreneur tahun 2008 dari Warta Ekonomi
Elang Gumilang mengaku bahwa kesuksesan sekarang tidak datang secara tiba-tiba, banyak proses yang dihadapi oleh sosok elang Gumilang. Mulai jualan donat di sekolah-sekolah, jualan sepatu, serta membuat lembaga kursus bahasa inggris dan sekarang menjadi pengusaha properti yang sukses.

Dalam perjalan Elang Gumilang dalam mengembangkan bisnis propertinya, Elang berpesan Ketika kita bekerja atau melakukan segala sesuatu, kita bisa mudah terjebak ke dalam situasi yang membuat aktivitas itu hanyalah rutinitas. Karena itulah kita harus selalu memasukkan rasa hormat kita, rasa syukur kita, pengabdian dan rasa cinta kita terhadap Tuhan yang telah memberi kita kesempatan melakukan pekerjaan ini, dan karena pekerjaan tersebut kita lakukan untuk menunjukkan perasaan itu kepada Tuhan bahwa pekerjaan ini pada hakekatnya adalah sebuah bentuk ibadah kita kepada-Nya, maka kita pasti akan melakukannya dengan segenap kemampuan kita.


Sumber referensi :


readmore »»  

Chairul Tanjung si Anak Singkong Konglomerat sukses di Indonesia

Chairul Tanjung pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 merupakan pengusaha sukses asal Indonesia yang dilahirkan dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Cahirul tanjung berada dalam keluarga bersama 6 saudara lainnya. Ketika tiba di zaman Orde baru, usaha ayahnya dipaksa ditutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.

Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group. Cahirul Tanjung memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun akhirnyaia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah prusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.

Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul Tanjung masuk jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha fotokopi di kampusnya. Chairul Tanjung juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya Jakarta Pusat, tatapi bangkrut.

Selepas kuliah, Chairul tanjung pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga orang rekannya pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul Tanjung memilih pisah dan memilih mendirikan usaha sendiri.

Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul Tanjung mereposisikan dirinya ke 3 bisnis inti, yaitu Keuangan , Properti dan Multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

Di bawah Group Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multifinace, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, prusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV dan Trans 7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mall seluas 3 hektar in menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Bisnis District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carrefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carefour, MoU (Memorandum of Understanding) pembelian saham Carrefour ditanda tangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.

Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia tahun 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Cahirul tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Cahirul Tanjung berada di urutan 937 dunia dngan total kekayaan US$ 1 Miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairl Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$ 2,1 Miliar.

Pada Tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Group menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari 3 perusahaan sub-holding : Mega Corp, Trans Corp, CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan dan sumber daya alam.

Chairul Tanjung menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul Tanjung, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis dalam kondisi tidak bagus (baca:sepi pelanggan), maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul Tanjung, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting. Dalam hal investasi, Cahirul Tanjung memeiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan mutinasional dari luar negeri. Baginya ini bukan upaya menual negara, akan tetapi ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Belajar dari kisah sukses Chairul Tanjung, banyak sekali pemikiran-pemikiran yang bisa kita contoh dan terapkan dalam usaha kita dalam memulai maupun menekuni suatu usaha/binis, diantaranya :
  • Modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis, selain itu kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis.
  • Mendapat mitra kerja yang handal adalah hal penting serta membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
  • Generasi muda pebisnis sudah seharusnya sabar dan mau menapaki tangga usaha satu persatu karena dalam membangun bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instan), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas merupakan hal penting. Adalah manusiawi ketika berusaha/berbisnis seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.

Bahkan kisah perjalanan hidup seorang Chairul Tanjung juga telah ditulis dalam sebuah buku biografi yang berjudul "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas dan disusun oleh wartawan Kompas Tjahya Gunawan Adiredja. Buku biografi tersebut   mengisahkan perjalanan hidup Chairul Tanjung dari kecil hingga sukses seperti saat ini.



Buku ini diberi judul Si Anak Singkong karena saat masih anak-anak Chairul Tanjung sering diejek teman-temannya dengan sebutan anak singkong yang artinya anak kampungan, tapi kini kenyataannya si anak singkong telah berubah menjadi seorang pengusaha yang luar biasa..

Kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, ia mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orang tuanya sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Orang tuanya mempunyai prinsip "Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya". Apapun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan penddidikan tinggi sebagai bekal utama keidupan masa depan.

Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga Chairul Tanjung, ketika ia bertemu dengan dengan perempuan jawa, Anita Ratnasari yang tegas dan tegar.
Dalam buku ini Cahirul Tanjung juga mengungkapkan bahwa : "Bagi saya, Ibu adalah segalanya", Ia percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. "Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepnuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia, itu yang saya alami sendiri". Demikian Chairul Tanjung berpendapat. Chairul Tanjung juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha.



Sumber referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung


readmore »»