Menu Bar

Motivasi Menjadi Pengusaha Sukses



Sejarah sudah membuktikan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia memilki dasar spirit dan ketrampilan yang unik di masing-masing daerah, seperti orang-orang Minang, Madura, Jawa, Banjar, Papua, dan hampir di semua daerah memilki keunikan masing-masing dalam menghasilkan produk dan komoditas yang dikembangkan oleh para pengusahanya. Sebenarnya, Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya dibanding negara lain. Ini yang seharusnya mendorong kita semua memilki motivasi kuat untuk menjadi pengusaha sukses, paling tidak di negara kita sendiri, dan jangan biarkan orang dari bangsa lain yang mengelola sumber daya tersebut dan kita hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun.
Banyak kisah-kisah dari para pengusaha yang telah sukses yang bisa kita tarik manfaat penting bahwa semua usaha tidak mungkin diperoleh dengan mudah. Mereka mulai memotivasi dirinya untuk sukses sejak kecil dan memiliki cita-cita yang kuat untuk mewujudkan mimpinya dengan bekerja keras.


MENGALAHKAN MITOS
Janganlah kita percaya mitos-mitos  seputar wirausaha yang berkembang di masyarakat, karena semuanya itu hanyalah karena kurangnya pemahaman kita tentang kewirausahaan. Sebenarnya, akal, pikiran, karsa, semangat, kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman merupakan benda abstrak yang dijadikan sebagai modal yang tak ternilai serta sangat menentukan keberhasilan dalam berbisnis dan hidup bermasyarakat. Pendidikan menjadi kunci sukses keluar dari kesulitan dan membantu meraih keberhasilan usaha.
Berikut adalah beberapa mitos-mitos yang beredar di masyarakat, antar lain :
·         Mitos : Wirausaha merupakan bakat dan keturunan
Kenyataannya, banyak pengusaha meraih sukses bukan hanya karena bakat dan keturunan. Contohnya, Ir. Haryono pemilik Griya Bersih Sehat bukanlah berasal dari keturunan keluarga pengusaha
·         Mitos : Pengusaha adalah pelaku, bukan pemikir
Kenyataannya, banyak pengusaha yang bukan hanya sebagai pelaku di lapangan, tetapi sebagai pemikir. Contohnya, Dr. Moeryati Soedibyo pemilik Mustika Ratu yang masih sanggup menyelesaikan studi S3 nya di usia yang ke 70 th
·         Mitos : Wirausaha tidak bisa selalu sebagai investor
Kenyataannya, banyak pengusaha meraih sukses bukan hanya sebagai investor, melainkan juga sebagai inovator. Contohnya, Made (Edam Burger)
·         Mitos : Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk
Kenyataannya, banyak karakteristikpengusaha dapat diciptakan. Contohnnya, Dr. Ir. H. Wahtu Saidi yang suskses dgn Bakmi Tebet dan Bakmi Langgarannya
·         Mitos : Pengusaha membutuhkan keberuntungan
Kenyataannya, banyak pengusaha meraih sukses bukan berdasar kebeuntungan semata.
·         Mitos : Pengusaha harus selalu sukses dan tidak boleh gagal
Kenyataannya, banyak pengusaha meraih sukses karena banyak mengalami kegagalan.
·         Mitos : Pengusaha adalah sama seperti penjudi
Pengusaha bukan penjudi, mereka memperoleh keberhasilan dari menghitung resiko.

MENGUBAH POLA PIKIR
Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanan,apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu. Mengubah pola pikir memerlukan keberanian dan kerelaan. Namun, sudah menjadi kodrat bahwa perubahan terjadi secara alamiah dalam diri manusia, ada yang revolusioner (Radical Change) maupun evolusi (incremental change). Jadi, perubahan bukanlah kata yang menakutkan dan membahayakan. Justru ketika sudah tidak merasa nyaman pada lingkungan sebelumnya, kita akan berpindah ke tempat baru yang dapat memberikan kenyamanan lebih baik. Perpindahan yang dimaksud bukan hanya secara fisik, namun dalam konteks pemikiran atau pola pikir, karena setiap perilaku dikendalikan oleh pikiran.
Menurut McGrath dan McMillan (2000) dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh pengusaha adalah :
1.       Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2.       Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3.       Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas
4.       Pengusaha berfokus pada pelaksanaan
5.       Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka

MOTIVASI BERPRESTASI
Semakin seseorang meyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha, yaitu melalui langkah mengenali diri sendiri beserta kendala yang dihadapi. Ciri-ciri pribadi wirausaha adalah :
a.       Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil resiko untuk mengejar tujuan.
b.      Dapat mendayagunakan kekekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengarungi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.
c.       Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil.
d.      Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu.
e.      Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus menerus.
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna memperoleh kepuasan pribadi. David C. McClelland (1971) mengelompokkan motvasi menjadi Tiga Motif Sosial, yaitu :
1)      Kebutuhan akan prestasi (n-Ach)
2)      Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow)
3)      Kebutuhan akan Afiliasi (n-Aff)

MEMANFAATKAN PIKIRAN BAWAH SADAR
Apa saja yang kita dapatkan hari ini, baik disadari maupun tidak, sebenarnya merupakan hasil dari proses kekuatan alam bawah sadar. Geoge W. Ladd, seoarang ahli ekonomi dari Iowa State University yang menulis buku berjudul Artistic Research Tools For Scientific Minds, mengemukakan sutu pemikiran yang menarik melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi yang dapat membantu kemajuan usaha. Proses mental bawah sadar dapat membantu kita dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Banyak gagasan berasal dari proses pikiran bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Kerugian yang didapat bila pikran/gagasan yang muncul saat ini tidak segera dimanfaatkan adalah pikiran/gagasan tersebut belum tentu muncul lagi di masa yang akan datang.
Pikiran manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pikiran sadar (conscius mind) dan pikiran bawah sadar (sub-conscius mind). Pikiran bawah sadar mampu mengontrol tindakan secara otomatis. Hukum dan bahasa pikiran bawah sadar sebagai berikut : “ Pikiran bawah sadar tidak mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan”. Prof. George W. Ladd dalam Buchari Alma (2005) menguraikan beberapa faktor atau ondisi yang mendorong semakin produktifnya pikiran bawah sadar, yaitu :
1.       Sikap ragu-ragu (doubt)
2.       Sikap berani (venture some attitude)
3.       Bermacam-macam pengalaman
4.       Persiapan yang sempurna dan bersungguh-sungguh
5.       Menyerah sementara
6.       Istirahat atau santai (relaxation)
7.       Menulis (writting)
8.       Bertukar pikiran
9.       Bebas dari kebingungan atau kekacauan
10.   Batas waktu (deadline)
11.   Tensi (tension)
McGregor dalam buku Safak Muhammad (2005) menjelaskan Hukum Pikiran Bawah Sadar yang terdiri atas 4 P, yaitu :
              1)      Positif
              2)      Kalimat saat ini (Present Tense)
              3)      Pribadi
              4)      Pengulangan
     
       
          Sumber Referensi : Buku Kewirausahaan-Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda  (Suharyadi dkk)

1 komentar: